Salah satu
topik terpanas dalam berita tahun 2005 adalah potensi “spekulasi yang gagal
dalam perumahan.” Harga rumah di sejumlah pasar tertentu, khususnya di daerah
Timur Laut dan di California, meningkat lebih besar daripada peningkatan
pendapatan selama periode 1995-2005. Akumulasi besar dalam harga ini
dideskripsikan oleh pernyataan pers berikut ini dari Kantor Pengawas Perusahaan
Perumahan Federal yang dikeluarkan pada tanggal 1 September 2005.
Peningkatan
harga perumahan bagus untuk mereka yang memiliki rumah. Tapi peningkatan harga
rumah menimbulkan kesulitan bagi mereka yang tidak memiliki rumah untuk
berusaha memilikinya. Di samping itu, ketika harga rumah naik, pemilik
cenderung mengeluarkan pinjaman “ekuitas rumah” untuk menandai pengeluaran
hal-hal lain. Sektor perumahan dan pembangunan rumah memperkejakan banyak
orang, mulai dari pekerja konstruksi, agen real estate, hingga bankir hipotek.
Jika spekulasi perumahan ini menyebar dan harga menurun tajam, dampaknya pada
perekonomian akan berat.
Suatu spekulasi
terjadi ketika harga suatu asset naik melebihi fundamental yang bisa didukung
oleh penawaran dan permintaan. Amerika Serikat menghadapi spekulasi pasar modal
di akhir-1990an yang disebabkan oleh ekspektasi berlebihan tentang nilai saham
selama revolusi dot-com. Menyebarnya revolusi dot-com pada tahun 2000 menyapu
triliunan dolar tabungan rumah tangga.
Apa yang menyebabkan terjadinya spekulasi? Dalam perumahan, salah satu kandungannya haruslah penawaran perumahan yang secara relative inelastic atau penawaran elastic tanah tempat membangun. Di tempat di mana tanah banyak dan murah, perumahan dibangun dengan cepat kapanpun permintaan meningkat, dan harga tidak meningkat sangat tinggi. Di kota-kota Midwest yang dikelilingi olehtanah pertanian yang bisa dikembangkan menjadi perumahan, perumahan bisa dibangun dengan cepat ketika permintaan meningkat. Tapi di tempat-tempat dimana tanah untuk pembangunan kurang penawaran atau dimana aturan wilayah mempersulit izin membangun bangunan, penawaran tidak tanggap dengan cepat dan pergeseran permintaan bisa mendorong harga naik dengan cepat.
Washington D.C
–Rata-rata harga rumah AS meningkat 13,43 persen dari kuartal kedua 2004 hingga
kuartal kedua 2005. Apresiasi untuk kuartal terbaru adalah 3,20 persen, atau
tingkat tahunan 12,8 persen. Data baru ini menunjukkan peningkatan kuartal
keempat terbesar sejak kuartal kedua 1979. Angka ini diumumkan oleh Direktur
Pelaksana OFHEO Stephen A. Blumenthal, sebagai bagian dari Indeks Harga Rumah,
suatu laporan kuartalan yang menganalisis trend apresiasi harga perumahan.
“Disini tidak
ada bukti tentang berhentinya terjadinya peningkatan harga,” kata Ekonom Kepala
OFHEO Patrick Lawler. “Sebaliknya inflasi harga rumah terus bergerak, begitu
beberapa wilayah yang mengalami apresiasi relative lambat mulai menggeliat”.
Kenaikan harga
rumah tumbuh sejak setahun terakhir sangat cepat disbanding harga barang dan
jasa nonperumahan. Hal ini tercemin dalam Indeks Harga Rumah. Harga rumah naik
13,4 persen, sedangkan harga barang dan jasa lain hanya naik 3,1 persen.
Divisi Sensus
Pasifik senantiasa menampilkan apresiasi tercepat, sementara wilayah yang
tumbuh paling lambat adalah divisi West South Central, yang
meliputi Texas, Oklahoma, Arkansas, dan Louisiana. Arizona dan Nevada terus
memperlihatkan tingkat apresiasi yang menakjubkan.
“Harga yang
terus meningkat diakibatkan banyaknya faktor termasuk tingkat bunga hipotek
yang rendah dan dampak nyata investasi spekulatif,” kata Lawler. “Tingkat
apresiasi yang kokoh menakjubkan baik dalam hal besarnya maupun dalam hal
cakupan geografisnya. Akan tetapi, tingkat apresiasi itu cenderung tidak
berlanjut dengan adanya tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan, dan factor
lain yang mendasarinya,” kata Lawler
This entry was posted in Pelajaran
by Annisa Hani. Bookmark the permalink.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar