Seorang teman mengeluhkan anaknya yang sedang bersiap menghadapi
olimpiade matematika. Teman tadi merasa dia tak sanggup menemani anaknya
belajar. Materi-materi soal olimpiade dirasakannya sangat susah.
Dibutuhkan daya nalar dan kreativitas super untuk menyelesaikannya.
Memang betul, tipe soal olimpiade menuntut peserta untuk berinovasi
dengan teori-teori matematika yang dikuasainya.
Soal-soal olimpiade matematika tidak hanya menuntut sekadar hafalan
rumus. Karena itu saya suka senyum-senyum kalau melihat para peserta
yang hadir di arena masih sambil menenteng buku-buku rumus. Ketahuan,
biasanya yang tipe seperti ini, banyaknya ‘penggembira’ saja.
Berdasarkan pengalaman lho ya?
Kalau yang langganan juara sih, biasanya melangkahnya juga sudah
mantap. Bahkan dari sorot matanya sudah kelihatan lho. Hihi..ini sih sok
tahu ya.
Ada juga pendapat yang salah kaprah di masyarakat. Sebagian ada yang
merasa untuk mempersiapkan seorang anak menghadapi olimpiade, mereka
harus diberi materi ‘tingkat tinggi’. Misalnya untuk anak SD diberi
pelajaran matematika yang dipelajari di SMP atau bahkan SMA. Atau anak
SMP yang harus mempelajari materi SMA atau bahkan tingkat TPB (tahun
pertama). Sebenarnya sih nggak sepenuhnya salah, mengingat sebagian
materi di tingkat lanjut adalah merupakan pengembangan dari materi pada
jenjang sebelumnya.
Lalu apa yang membedakan ‘materi sekolah’ dan soal-soal yang
disajikan di olimpiade? Ya itu tadi, peserta dituntut untuk kreatif
menyelesaikan soal-soal tersebut dengan materi yang telah dipelajarinya.
Contoh paling sederhana adalah penyelesaian soal pecahan berikut ini.
Materi pecahan sesungguhnya telah dipelajari sejak seorang siswa
duduk di kelas 3 SD. Mereka pun telah diajarkan konsep penjumlahan dan
pengurangan pada pecahan. Bahkan di kelas 4 mereka diajarkan untuk
menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan dengan penyebut berbeda.
Contoh : 1/3 + 1/2 = 2/6 + 3/6 = 5/6
Mereka pun telah diberikan konsep membandingkan dua pecahan.
Nah sekarang mari kita lihat tipe soal olimpiade yang membahas materi pecahan.
If 1/3 = 1/A + 1/B where A and B are different whole numbers, find
the value of A and the value of B. (sumber : Math Olympiad. Contest
Problem for Elementary and Middle Schools- Dr. George Lechner)
Bagi yang tak terbiasa, menghadapi soal di atas dijamin akan
berkerut memikirkan cara penyelesainnya. Mencoba satu persatu bilangan
tentu bukan pilihan tepat. Kebayang waktu yang dibutuhkan untuk mencoba
satu persatu bilangan yang ada
Soal di atas sesungguhnya dapat diselesaikan dengan nalar seperti
ini. Karena 1/3 adalah hasil penjumlahan maka bisa dipastikan 1/3 tentu
lebih besar dari 1/A dan 1/B. Jika seandainya A dipilih 1/4 maka
penyelesaiannya menjadi :
1/3 = 1/4 + 1/B atau 1/B = 1/3 – 1/4.
Anda pasti sudah bisa melihat bahwa bentuk baru soal tersebut kini
sudah menyamai soal-soal di sekolah yang umum diselesaikan di kelas 4
SD.
1/B = 1/3-1/4 = 4/12 – 3/12 = 1/12
Jadi A=3 dan B= 12
Jika dicermati akan didapatkan ‘rumus’ baru yang berlaku bagi semua pecahan
1/N = 1/(N+1) + 1/N(N+1)
Jadi kesimpulan tulisan ini adalah selain persiapan materi dan
konsep-konsep dasar matematika yang harus dikuasai peserta, peserta pun
harus membiasakan diri berpikir ‘bebas’ dan kreatif.
Selamat berlomba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar